Pengertian dan Gejala Penyakit Parkinson
Pengertian dan Gejala Penyakit Parkinson
Pengertian Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang banyak diketahui orang dari penyakit ini adalah terjadinya tremor atau gemetaran. Sedangkan gejala awalnya biasanya sulit dikenali.
Dua contoh gejala awal penyakit Parkinson adalah:
- Merasa lemah atau terasa lebih kaku pada sebagian tubuh.
- Gemetaran halus pada salah satu tangan saat beristirahat.
Setelah gejala awal tersebut, selanjutnya akan muncul gejala-gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita, seperti:
- Tremor makin parah dan menyebar.
- Otot terasa kaku dan tidak fleksibel.
- Pergerakan menjadi lambat.
- Berkurangnya keseimbangan dan juga koordinasi tubuh.
Penderita penyakit Parkinson juga bisa mengalami gejala fisik lainnya (misalnya konstipasi, sulit tidur atau insomnia, kehilangan indera penciuman atau anosmia, serta masalah daya ingat) dan gejala psikologis (misalnya cemas dan depresi).
Penderita Penyakit Parkinson
Hingga saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 10 juta orang di dunia yang menderita penyakit Parkinson. Semua orang bisa terkena penyakit ini, namun kebanyakan adalah kalangan orang tua dan lebih cenderung terjadi kepada laki-laki.
Biasanya gejala penyakit Parkinson mulai terasa ketika penderitanya memasuki usia 50 tahun. Tapi ada sekitar 5 persen orang yang mengalami gejalanya pada usia 40 tahun.
Penyebab Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson memengaruhi bagian kecil dari otak tengah yang bernama susbstantia nigra. Fungsi dari substantia nigra adalah mengirim pesan ke berbagai saraf di tulang belakang yang berfungsi mengendalikan otot-otot pada tubuh. Pesan akan dikirimkan dari sel otak ke saraf dan otot dengan memanfaatkan senyawa kimia yang disebut neurotransmiter. Salah satu neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh sel otak di substantia nigra adalah dopamine.
Pengaturan gerakan dari tubuh sangat dipengaruhi oleh dopamine. Saat jumlah dopamine menurun akan menyebabkan aktivitas otak akan terganggu. Inilah yang menyebabkan munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson.
Penyebab menurunnya dopamine ini masih belum diketahui. Tapi terdapat beberapa faktor yang bisa memicu hal ini, seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Pengobatan Penyakit Parkinson
Hingga saat ini, penyakit Parkinson belum memiliki obat penyembuhnya. Pengobatan dan juga penanganan yang tersedia hanya ditujukan untuk meringankan gejala yang dialami. Pengobatan dilakukan untuk menjaga kualitas hidup penderita agar bisa beraktivitas senormal mungkin.
Langkah penanganan yang tersedia adalah fisioterapi, obat-obatan, dan operasi jika diperlukan. Penyakit Parkinson pada tahap awal, gejalanya cenderung ringan dan tidak perlu dilakukan penanganan khusus. Tapi demi mengetahui perkembangan kondisi, pemeriksaan rutin akan dilakukan.
Kini perkembangan pengobatan penyakit Parkinson sudah cukup maju. Penderita kondisi ini bisa hidup semaksimal mungkin dengan menjalani kemajuan teknik pengobatan dan penanganan yang ada.
Seiring dengan berkembangnya penyakit ini, penderita Parkinson akan memerlukan bantuan orang lain dalam melakukan rutinitas sehari-hari. Ada sebagian yang sangat terbantu oleh pengobatan tapi ada juga sebagian yang merasakan efek yang terbatas dari pengobatan.
Gejala Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson menyerang penderitanya dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan ini terbentuk karena gejala-gejala yang dialami bisa beragam.
Awalnya, gejala yang muncul cukup ringan dan mungkin terabaikan. Tetapi gejala-gejala tersebut kemudian akan berangsur-angsur memburuk.
Terdapat beberapa gejala umum yang muncul pada penderita penyakit Parkinson. Di antaranya meliputi:
- Tremor. Gemetaran yang tidak bisa dikendalikan. Biasanya gejala ini muncul pada satu bagian tubuh, terutama tangan dan jari. Gemetaran terjadi saat bagian tubuh tersebut diam atau beristirahat. Tremor merupakan salah satu gejala utama kondisi ini.
- Bradikinesia atau melambatnya gerakan. Setelah beberapa lama, penyakit Parkinson akan mengurangi koordinasi gerakan tubuh Anda dan menjadikannya lebih lambat. Aktivitas sederhana menjadi sulit untuk dilakukan. Misalnya langkah yang lebih pendek saat berjalan dan kesulitan untuk bangkit dari tempat duduk.
- Kekakuan otot atau rigiditas. Otot besar dan kecil menjadi kaku maupun tegang. Hal ini membuat ekspresi wajah dan pergerakan tubuh menjadi sangat terbatas dan juga menyebabkan rasa sakit akibat kram otot.
- Gangguan keseimbangan. Penderita akan mengalami gangguan keseimbangan sehingga lebih berisiko untuk jatuh.
- Kehilangan kemampuan gerak otomatis. Frekuensi gerakan-gerakan yang terjadi tanpa kita sadari perlahan mulai menurun. Misalnya kedipan mata dan ayunan tangan ketika berjalan.
- Perubahan cara bicara. Cara bicara bisa menjadi lembut, lebih cepat, tidak jelas, atau merasa ragu sebelum bicara.
- Kesulitan menulis. Penderita akan kesulitan menulis dan tulisannya akan tampak mengecil dari biasanya.
- Depresi dan serangan kecemasan. Karena belum adanya obat untuk menyembuhkan penyakit Parkinson, kondisi ini bisa membuat pasien merasa depresi dan khawatir akan masa depannya.
- Gangguan tidur atau insomnia.
- Demensia. Gejala ini berarti bahwa penderita bukan hanya mengalami gangguan ingatan, tapi kepribadiannya bisa berubah dan bahkan mengalami delusi serta halusinasi.
- Hilangnya indera penciuman. Kondisi ini bisa muncul beberapa tahun sebelum gejala lain muncul.
- Inkontinensia urin.
- Gangguan sensoris. Penyakit Parkinson bisa menyebabkan sensasi rasa terbakar, dingin, dan mati rasa.
- Konstipasi atau sembelit.
- Kesulitan menelan makanan (disfagia). Masalah ini bisa mengakibatkan terjadinya kekurangan nutrisi dan dehidrasi.
- Disfungsi ereksi.
- Produksi keringat berlebih (hiperhidrosis) dan produksi air liur berlebih.
- Pusing, penglihatan buram, hingga pingsan. Hal ini terjadi akibat tekanan darah yang turun secara mendadak.
Perlu diketahui, tidak semua penderita penyakit Parkinson mengalami seluruh gejala di atas. Ada sebagian penderita penyakit Parkinson yang hanya mengalami gejala ringan dan tidak mengganggu aktivitas keseharian mereka.
Sumber: www.alodokter.com